KABAR SIMEULUE – Sudut Pandang Novikar Setiadi Pengamat Sosial dari pulau Simeulue terhadap Imigran Rohingya yang terus masuk ke Aceh. Dalam naskah tulisannya, Novikar menceritakan keprihatinan terhadap nasib Imigran Ilegal Rohingya yang mencapai puncaknya ketika mereka mencari perlindungan di perairan Aceh.
Meskipun dilandasi rasa kemanusiaan, masuknya ribuan imigran gelap ni memunculkan pertanyaan serius terkait kedaulatan negara, penolakan keras dari sebagian masyarakat Aceh, dan menggoyang keamanan laut di sekitar Samudera Hindia dan Selat Malaka, Sabtu (16/12/2023)
Pada awalnya, Aceh mendapat pengakuan positif karena memberikan bantuan kemanusiaan kepada para migran yang terdampar di perairan Aceh. Namun gelombang imigran gelap tersebut terus berdatangan sehingga reaksi publik bercampur aduk ketika kelompok tersebut berbondong-bondong masuk di daratan Aceh.
Sejumlah besar masyarakat setempat mengecam kejadian tersebut, menilai bahwa masuknya imigran tersebut dapat mengancam identitas budaya, ekonomi dan kenyamanan mereka.
Penolakan keras terhadap imigran Rohingya menciptakan ketegangan di Aceh. Ancaman terhadap kedaulatan negara menjadi sorotan utama, diskusi serius di tingkat nasional antara Pemerintah Pusat dan pemerintah Aceh tentang pembagian tanggung jawab dan dampak jangka panjang harus segera dilakukan dan disampaikan kepada masyarakat Aceh.
Di samping itu, keamanan laut di sekitar Aceh harus menjadi perhatian khusus. Peningkatan aktivitas ilegali di Samudera Hindia dan Selat Malaka membuka peluang bagi aksi kriminal lintas batas dan perdagangan manusia.
Pemerintah Aceh harus bekerja sama dengan otoritas keamanan maritim, berusaha menjaga keamanan laut melalui sistem radar laut di Samudera Hindia mungkin dapat sangat membantu, sehingga setiap aktivitas imigran ilegal yang berusaha masuk ke perairan indonesia dapat digiring kelaut lepas atau negara asalnya. Pemerintah Pusat harus melibatkan negara-negara tetangga untuk mengatasi masalah ini.
Sementara Aceh berusaha menyeimbangkan kemanusiaan dan keamanan nasional serta ketentraman masyarakat, pertentangan dan kompleksitas isu ini memperumit proses pengambilan keputusan.
Pertanyaan fundamental tentang bagaimana menanggapi krisis tanpa mengorbankan kedaulatan dan keamanan nasional menjadi ujian berat bagi pemerintah dan masyarakat Aceh.
Perjalanan panjang ini terus menjadi sorotan, memberikan pelajaran berharga tentang keseimbangan antara nilai kemanusiaan dan kepentingan negara. oleh karena itu sebelum aktivitas ilegal tersebut masuk keperairan Indonesia harus terlebih dahulu dapat dicegah.*