KABAR SIMEULUE – Sejak Mei 2024, Kota Sinabang telah dilanda krisis air bersih setelah mesin PDAM Simeulue mengalami mati total. Kondisi ini memaksa masyarakat membeli air dari unit angkutan umum dengan harga yang cukup mahal. Namun, tidak semua warga mampu membeli air secara terus-menerus karena situasi ekonomi yang kian memburuk.
Krisis air ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kebocoran pipa dan pengambilan air secara ilegal yang membuat PDAM kehilangan banyak air. Selain itu, sejumlah infrastruktur penampung air rusak parah, termasuk yang berada di Gunung Jalan Baru. PDAM juga mengalami tunggakan listrik sebesar 221 juta rupiah kepada PLN, yang menyebabkan padamnya empat unit mesin PDAM sejak 28 Mei 2024.
Direktur baru PDAM, Fikri Anto, telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah ini. Ia melakukan koordinasi dengan pihak PLN, yang akhirnya menyetujui untuk mengembalikan aliran listrik ke empat unit mesin PDAM.
“Alhamdulillah, listrik sudah tersambung ke empat unit mesin tersebut pada Kamis, 18 Juli kemarin dan air telah mulai mengalir meski belum maksimal. Hari ini aliran air sudah terdeteksi di wilayah Suka Maju,” ujar Fikri Anto kepada kabarsimeulue.id, Jumat (19/07/2024).
Fikri Anto juga menghimbau masyarakat pengguna PDAM untuk melunasi tunggakan air demi keberlangsungan perbaikan dan normalisasi suplai air bersih. Selain itu, ia tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi jangka panjang terhadap masalah air bersih yang sudah berlangsung lama di Simeulue.
Salah satu langkah yang diambil adalah berkerjasama dengan Bank Aceh untuk mengubah sistem pembayaran PDAM dari konvensional ke sistem online berbasis QRIS, guna memudahkan pelanggan dalam melakukan pembayaran.
Dengan upaya dan kerja sama berbagai pihak, diharapkan krisis air di Sinabang segera teratasi dan masyarakat bisa kembali menikmati air bersih secara normal.(Redaksi)