KABAR SIMEULUE – Sebanyak 2.500 unit rumah warga di pulau Simeulue kini telah tidak layak huni, rumah tersebut merupakan milik warga tidak mampu yang kini hidup dalam kemiskinan, Rabu (31/01/2024).
Rumah tersebut sebelumnya dibangun oleh bantuan donasi luar negeri dan negara seperti NGO, GAA, Konsen dan BRR pasca Tsunami Aceh 2004 dengan jumlah 7500 unit yang sebagian besar berproperti kayu atau rumah non permanen.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas PUPR Simeulue Zulfatah, bahwa sebelumnya ada 3.000 unit lebih rumah tidak layak huni, namun sebagian rumah telah direnovasi sejak beberapa tahun terkahir.
“Saat ini ada 2.500 unit rumah tidak layak huni belum tersentuh dan kami sedang usulkan renovasi 500 unit ke Pemprov Aceh,” ujar Zulfatah kepada kabarsimeulue.id
2500 unit rumah bantuan pasca Tsunami Aceh itu belum tergabung kedalam kelompok rumah lokal yang terbuat dari papan dengan atap rumbia.
Zulfatah menyampaikan pihaknya telah merenovasi rumah tidak layak huni pada tahun 2023 sebanyak 50 unit, sedangkan tahun 2024 akan direnovasi 50 unit lagi.
“Kami akan melakukan pendataan secara lengkap, nanti baru dapat hasil jumlah yang lebih akuratnya lagi,” ungkap Zulfatah.
Berdasarkan data PUPR Simeulue tahun 2020, total keseluruhan rumah di Kabupaten Simeulue sebanyak 22.982 unit rumah.(RED)